Rabu, 29 Desember 2010

KANGKER SERVIC



Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan   penyebab  utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker serviks. Jadi, jangan lagi memandang ancaman penyakit kanker dengan sebelah mata, untuk mengetahui seberapa bahaya nya kanker servick, kita harus mengetahui lebih jelas tentang Kanker Servick tersebut.

Apa itu Kanker Serviks ?
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Dimana terjadinya, pertumbuhan sel atau jaringan tak terkendali yang menyebabkan benjolan atau tumor pada leher rahim atau serviks,  yaitu rahim yang terletak di bawah, yang membuka ke arah liang vagina.
Pada tahap awal, sel pada leher rahim atau pintu masuk ke dalam kandungan berkembang secara abnormal yang disebut tahap pra-kanker, dan bila tidak diobati akan berubah jadi kanker apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh.







Seberapa berbahaya penyakit ini ?

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Hampir 90 persen kejadian kanker leher rahim terjadi di negara sedang berkembang. Angka kejadian kanker leher rahim tertinggi di Afrika yaitu lebih dari 45 per 100.000 orang per tahun, disusul Asia Tenggara 30-44,9 per 100.000 perempuan tiap tahun. Di Asia Tenggara, kanker leher rahim menempati urutan pertama di antara penderita kanker pada wanita Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira sebanyak 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.

Apa penyebabnya ?


Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
Tidak seperti beberapa virus lain, jika terinfeksi virus HPV, bukan berarti penderita akan memiliki kekebalan terhadap virus itu. “Dia tetap berisiko untuk mendapat infeksi berulang dari tipe HPV sama atau berbeda, dan tetap berisiko terkena kanker serviks

virus itu sebenarnya juga sudah ada dalam tubuh wanita sejak di atas usia 10 tahun. Untuk pencegahan seharusnya sebelum dan sesudah melakukan hubungna seks (dalam konteks pernikahan) selalu di vaksinasi.



Bagaimana penularannya?

Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, wanita yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50 tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.

Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin sering berganti pasangan seksual, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim.dimana Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital. Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, atau  melalui penis  virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.

penularan virus HPV dapat terjadi pada perempuan yang tidak pernah menjalani skrining, hamil pada usia muda, memiliki anak lebih dari 5 orang,



Seseorang yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV. Seseorang  yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga mudah untuk terinfeksi.

kebiasaan merokok bisa menyebabkan penularan virus HPV, Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001. Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,”

Apa saja gejalanya ?


Pap smear adalah metode screening genekologi   pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim.dilakukan dengan mengambil sedikit sel dari lendir mulut rahim. Lendir diambil dengan alat berupa sendok kayu kecil(spatula) dan sikat khusus yang amat halus. Kemudian, lendir itu dioleskan dan direkatkan pada sejenis kaca objek untuk selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop oleh patolog di laboratorium.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada di Leher rahim atau untuk menilai kondisi sel-sel leher rahim. Perlu diketahui, keadaan sel-sel rahim selalu berubah sesuai siklus. Selain itu, pemeriksaan ini secara tidak langsung juga berguna untuk mengetahui fungsi hormonal. Hormon estrogen dan progesteron diketahui dapat mempengaruhi terjadinya perubahan pada sel-sel selaput lendir vagina.
Pap’s smear yang mulai diperkenalkan sekitar tahun 1940-an mampu Mendeteksi lebih dari 90 persen kanker leher rahim tahap awal yang masih bias disembuhkan. Kanker ini tumbuh secara perlahan, kadang butuh waktu 10 sampai 20 tahun.

Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka) yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).

Siapa Saja Yang Harus Melakukan Pap’s Smear ?
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

Berapa lama masa pertumbuhannya ?

  •  Telah melakukan kegiatan seksual sejak remaja dan suka berganti-ganti pasangan
  • Saat ini suka berganti-ganti pasangan seksual.
  • Menderita penyakit akibat hubungan seksual, termasuk kutil pada alat kelamin.
  • Hasil Pap’s smear menunjukkan ada sesuatu yang tidak normal atau gejala kanker
  • Seorang perokok.
Sedikitnya lakukan Pap’s smear 2 tahun setelah melakukan hubungan seks, yang pertama.atau Sedikitnya diperlukan waktu 2 tahun dari awal timbulnya hingga     terjadi kelainan. Lakukan Pap’s smear berikutnya 1 sampai 3 tahun kemudian. Umumnya,  disarankan untuk melakukan Pap’s smear setahun sekali atau tergantung pada catatan  kesehatan yang dimiliki. Alangkah baiknya, lakukan konsultasi dengan dokter  kandungan/bidan Anda sebelum melakukan tes. Pap’s smear aman dilakukan pada saat hamil.

Siapa yang tidak perlu melakukan Pap’s Smear ?

-    Lakukan pada hari ke-9 atau ke-10 terhitung sejak hari pertama menstruasi.
-    Jangan lakukan hubungan intim 2 x 24 jam sebelum melakukan tes.
-    Jangan cuci wilayah vagina dengan sabun atau cairan antiseptik karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi kondisi sel dindingnya.

Keakuratan Pap’s Smear   W
anita yang rahimnya telah diangkat dan pengangkatan itu bukan karena kanker,  tidak perlu melakukan Pap’s smear. Sedangkan  Untuk wanita yang telah berusia 65 tahun atau lebih, dan sudah pernah melakukan Pap’s smear dengan hasil normal selama 3 kali berturut-turut, tak perlu melakukan tes lagi.
Bila belum pernah tes, lakukan secara rutin selama 3 tahun berturut-turut.Bila sampai tes ketiga hasilnya normal, tidak perlu dilakukan Pap’s smear lagi atau frekuensi tesnya dikurangi.

Waktu Yang Tepat Untuk Tes Pap’s Smear


Ada kemungkinan sel-sel abnormal di dinding leher rahim tidak terdeteksi, sehingga hasilnya “negatif/palsu”. Itu sebabnya perlu dilakukan Pap’s smear secara teratur. Ketidakakuratan itu bisa terjadi karena:

Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya. Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.


1. Sel-sel abnormal terhapus oleh gerakan hubungan seksual atau Anda membasuhnya sebelum pemeriksaan.
2. Dokter tidak cermat saat mengambil contoh sel dari leher rahim, sehingga ada sel-sel abnormal yang terlewatkan. Atau, dokter tidak mengoleskan contoh sebagaimana mestinya atau tidak menempatkan sel-sel itu sesegera mungkin dengan cara yang benar.




PAP NET

Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti, rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual, memelihara kesehatan tubuh, dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual.

Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin.


Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar gembira, mulai tahun ini harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp 700.000,- sekali suntik.

Apakah vaksinasi ini memiliki efek samping ?   
Bila ingin mendapatkan hasil yang lebih akurat, cobalah Pap net. Pap’s smear dan Pap net sama saja, hanya pemeriksaannya yang berbeda. Pap net adalah pemeriksaan sel leher rahim dengan bantuan komputer canggih. Kelebihannya, alat ini dapat  mengidentifikasi sel-sel abnormal atau sel-sel prakanker walaupun jumlahnya masih sedikit sekali. Bahkan jika jumlah selnya hanya 5 pun keberadaannya sudah bisa terdeteksi. Umumnya, pembesaran komputer yang digunakan mencapai 50, 200 dan 400 kali.
Saat ini, hanya 4 negara di dunia yang sudah memiliki peralatan Pap net, yakni Amerika, Hongkong, Belanda serta Australia. Umumnya, pemeriksaan Pap net diIndonesia dilakukan dengan mengirimkan contoh sel ke negara-negara tersebut. Namun, jangan khawatir hasilnya tidak akurat karena lendir dari leher rahim atau serviks akan dikemas sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan apa pun. Hanya saja, sebagai konsekuensinya biaya yang dikenakan pun menjadi lebih mahal dibanding Pap’s smear.

Bisakah kanker dicegah ?


Vaksin ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya tidak menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak di tempat suntikan. Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui boleh menerima vaksin ini.




Kalau sudah terinfeksi, bisakah disembuhkan ?

Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya. Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan terapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan. di sadur dari peduli kanker, kAhli international tentang penelitian atas kanker . Badan Kesehatan Dunia (who) menyatakan bahwa zat dioxin dapat menyebabkan kanker.Dioxin adalah sebuah senyawa hasil dari proses bleaching(pemutihan) yang digunakan pada pabrik kertas termasuk pembalut wanita, tissue,sanitarypad dan diaper pembalutt anak anak.Wanita usia muda beresiko tinggi terkena kanker servick/ kanker mulut rahim.12 sampai18 persen kesehatan kemandulan endometriosis yang sangat terhubung dengan kanker mulut rahim.Tanda tandanya adalah nyeri haid tak tertahankan dan putaran haid tak lancar dan disertai perut kembung.Namun ada kalanya gejala itu tak satupun yang muncul.Dua pilihan untuk menghindari terkena kanker mulut rahim/servick adalahmemakai kain berbahan kapas seperti wanita jaman dulu(murah dan dapat digunakan berulang ulang yaitu dengan dicuci dikeringkan dan disetrika supaya higienis. Cara selanjutnya adalah memakai pembalut berbahan kapas.Kami akan memberikan solusi untuk mencegah kanker servick dengan Word Bio Sanitary Pads(Pembalut & Pantiliner) : adapun pembalut wanita kami di produksi dengan tekhnologi tinggi (Bio Tekhnologi),dengan bahan baku kapas yang berkualitas tinggi. tidak mudah tembus,mengandung puluhanmacam herbal alami di dalamnya yang mempunyai khasiat yang tinggi.

Komposisi Dan Fungsi yang terdapat di dalam Word bio sanitary pads :Medical Stone : memiliki daya penyerapan dan penguraian yang baik, memiliki fungsi sebagai pemurnian     kualitas cairan, menyesuaikan nilai PH kedua arah.
Peppermint (Menthoel Herbal) : Mengatasi radang dan rasa sakit, memberikan rasa nyaman dan sejuk.
Hinoki Oil : mempercepat metabolisme, mencegah rasa gatal-gatal,bengkak,memulihkan luka,mengurangi kecemasan yang di sebabkan oleh filosologis,insomnia dan sakit kepala, menyegarkan otak serta semangat.
Alum/Tawas : Konvergensi, mengatasi lembab,membasmi kuman dan bakteri, mengatasi keputihan.

Manfaat Word Bio Sanitary Pads :
1.Menghilangkan bau tidak sedap dan gatal pada vagina
2.Membasmi kuman dan bakhteri pada vagina
3.Mengatasi masalah keputihan
4.Menjaga kelembaban sehingga tetap bersih dan kering.
5.Efektif memperbaiki menstruasi tidak teratur.
6.Efektif menjcegah infeksi bakteri yang di sebabkan oleh asam lemah pada vagina yang rusak pada masa menstruasi.
7.Tanpa efek samping.
8.Mencegah berkembangnya bakteri dan virus yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit kronis seperti kannker servick,kannker rahim,kanker payudara,myom,kista, dan sejenisnya.
9.Mengatasi Radang.